Do'a dan Keampuhan Membaca Do'a |
Doa adalah Ibadah, begitulah yang disebutkan dalam sebuah hadist Nabi SAW “Ad-Du’a u huwal ‘Ibadatu”. Hadist ini diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir. Didalam alqur’an disebutkan ada beberapa istilah yang berkaitan dengan do’a, setidaknya ada enam istilah sebagaimana keterangan berikut ini.
* Arti kata DO'A yang terdapat dalam Al-Qur'an :
1.-Ibadat {QS.Yunus:106}
2.-Memohon pertolongan {QS.Al-Baqarah:23}
3.-Panggilan {QS.Al-Isra':52}
4.-Perkataan {QS.Yunus:10}
5.-Pujian {QS.Al-Isra':110}
6.-Permohonan {QS.AL-Mukmin:60}
* Fungsi DO'A :
1.-Otaknya ibadah
2.-Mendatangkan anugerah dari Allah
3.-Senjata orang beriman
4.-Tiangnya agama
5.-Cahaya langit dan bumi
6.-Mendatangkan kesejahteraan hidup
7.-Pembuka pintu rahmat
8.-Menolak bencana
9.-Menyelamatkan diri dari ancaman musuh
10.-Memudahkan datangnya rizqi
11.-Penentram batin
12.-Penyembuh berbagai macam penyakit
13.-Pengantar kebahagiaan dunia akhirat
14.-Penghubung sesama sahabat di tempat jauh
15.-Penghubung antara orang tua dan anak
16.-Penghubung bagi orang-orang yang telah meninggal
* Syarat terkabulnya DO'A :
1.-Ikhlas karena Allah
2.-Tidak terburu-buru
3.-Tidak untuk dosa
4.-Penuh keyakinan
5.-Makan dan minumnya harus dari barang halal
6.-Bertaqwa kepada Allah
7.-Dengan rendah hati dan suara lembut
8.-Sabar dan shalat
* Adab-adab berdo'a :
1.-Diawali dan diakhiri dengan Basmalah,Hamdalah,serta Shalawat
2.-Diulang 3x
3.-Menghadap kiblat seraya menadahkan tangan
4.-Memiliki wudhu'
* Tempat-tempat Mustajab :
1.-Ka'bah
2.-Pancuran emas ka'bah
3.-Pojok Hajar Aswad
4.-Hijir Ismail
5.-Sumur zam-zam
6.-Muzdalifah
7.-Shofa
8.-Marwah
9.-Tugu Ula Mina
10.-Tugu Wustho Mina
11.-Tugu 'Aqabah Mina
12.-Padang Arafah
13.-Masy'aril Haram
14.-Masjid Nabawi Madinah
15.-Majlis-majlis dzikir
* Waktu-waktu Mustajab :
1.-Antara adzan dan iqomah
2.-Sesudah shalat lima waktu
3.-Tengah malam yang sunyi
4.-Hari jum'at dan malamnya
5.-Ketika matahari condong sedikit ke arah barat
6.-Hari arafah
7.-Pertengahan bulan sya'ban
8.-Malam Idul fitri dan Idul adha
9.-Bulan ramadhan
10.-Ketika perang membela agama islam
11.-Ketika khatmul Qur'an
12.-Ketika turun hujan
13.-Ketika mendung gelap dan angin kencang
14.-Pada waktu terharu airmata keluar
15.-Ketika bersin
16.-Pada waktu membaca QS.Ar-Rahman setelah membaca ayat :
17."Kullu man 'alayhaa faanin"
18.-Pada waktu ruku' dan sujud
19.-Pada waktu melihat orang-orang lupa kepada Allah
20.-Pada waktu berdzikir bersama-sama
* Orang-orang yang do'anya terkabul :
1.-Orang yang teraniaya
2.-Orang yang berdo'a untuk saudara dari kejauhan
3.-Orang yang sedang berpuasa
4.-Orang yang sakit
5.sampai datang kesembuhan
6.-Orang yang terkena cobaan dari Allah
7.-Orang yang sedang dalam bepergian bukan untuk maksiat
8.-Orang yang sedang melaksanakan ibadah haji
9.-Orang yang berperang di jalan Allah
10.-Orang lanjut usia yang slalu taat
11.-Orang yang membantu orang yang sedang kesulitan
12.-Orang yang disantuni kepada yang menyantuni
13.-Orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah
14.-Orang yang banyak berjasa kepada masyarakat
15.-Orang yang membiasakan berdo'a di waktu senang
16.-Anak terhadap orang tuanya
17.-Orang tua terhadap anaknya
18.-Pemimpin yang adil dan bijaksana
19.-Segolongan orang-orang shaleh
Mungkin Ada banyak keluhan yang dirasakan oleh orang disekitar kita, terutama orang-orang yang selalu berdoa. Mereka meminta kepada Allah, tetapi doa yang mereka panjatkan belum mendapatkan jawaban dari Allah SWT. Sehingganya muncul rasa pesimis dalam diri mereka, mereka beranggapan bahwa Allah tidak mendengarkan keluhan dan kesusahan yang sedang mereka alami. Mengapa?
Pada hakikatnya ayat “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku kabulkan”- adalah sebuah janji yang mutlak tidak mungkin diingkari oleh Allah Swt. karena sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji (QS. Ra’d: 31).
Sabda Rasulallah Saw : “Tidak ada seorang muslim yang berdoa melainkan akan dikabulkan, ada kalanya disegerakan didunia, ada kalanya disimpankannya untuknya di akhirat. Dan ada kalanya digunakan untuk menghapuskan dosa-dosanya sesuai dengan kadar doa yang ia ucapkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan tali persaudaraan”.
Dan beliaupun bersabda : “Nanti pada hari kiamat Allah Swt akan memperlihatkan setiap doa yang dipanjatkan oleh setiap orang sewaktu di dunia yang tidak Allah kabulkan, dimana Allah berfirman: Hambaku, pada suatu hari kamu memanjatkan doa kepadaku, namun Aku tahan doamu itu, maka inilah pahala sebagai pengganti doamu itu”. Orang yang berdoa itu terus menerus diberi pahala sehingga ia berharap kiranya semua doanya itu hanya dibalas di akhirat saja dan tidak diberikan di dunia”.
Dari kedua hadist diatas, kita akan mengerti dan memahami bahwa tidak semua apa-apa yang kita minta (doa) kepada Allah, tidak selalu baik untuk dikabulkan di dunia. Tetapi boleh jadi akan lebih baik bila diterima di akhirat kelak. Dan pada saat kita berdoa memohon kepada Allah, hakikatnya kita berada pada posisi dekat kepada Allah, sehingga walau tak dikabulkan di dunia, malah menjadi pahala penghapus dosa-dosa lalu. Lalu mengapa kita tidak berdoa?
Berdoa adalah ibadah, sebagaimana disebutkan diatas. Bahkan dikatakan sebagai ruhnya ibadah. Orang yang hidupnya tidak dilewati dengan berdoa maka ia adalah makhluk yang sombong. Padahal perilaku sombong adalah termasuk bagian sifat penghuni jahanam.
Sabda Rasulallah Saw :
Doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”
Syekh Ibnu Atthoillah memberikan nasehat didalam kitab Hikamnya:
Janganlah engkau putus asa karena tertundanya pemberian, padahal engkau telah mengulang-ulang doa. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang Dia pilih untukmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.
Di antara syarat diterimanya doa adalah apabila dilaksanakan dengan penuh harapan dan tidak berputus asa.
Belum terkabulnya doa seorang hamba, padahal ia telah berulang-ulang berdoa jangan sampai menjadikannya putus asa, karena Allah berfirman, ”Berdoalah kalian kepada-Ku maka Aku akan mengabulkanmu.” (Ghâfir: 60)
Allah SWT. akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Namun demikian, terkabulnya doa tidaklah terikat dengan kemauan si hamba akan tetapi lebih terikat dengan kehendak dan rencana Allah. Karena Allah Maha Mengetahui akan kondisi hamba-hamba-Nya; terkadang Allah menolak permintaan seorang hamba, karena memang yang terbaik adalah tidak terkabulnya doa itu. Dalam konteks ini, ketika Allah menolak suatu doa sebenarnya secara tersirat memberi, sebagaimana dikatakan oleh syaikh Atha’, ”Ketika Allah menolak sebuah permintaan sebenarnya memberi dan ketika memberi sebenarnya menolak.”
Untuk memperkuat pandangan ini, simaklah ayat berikut ini,
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Abu Dzar al-Ghifari berkata: Doa itu melengkapi amal kebajikan sebagaimana garam melengkapi makanan.
Seseorang yang berdoa hendaknya jangan tergesa-gesa, karena sesungguhnya orang yang berdoa kepada Allah niscaya akan dikabulkan segera atau lambat. Kadang kala permohonannya dikabulkan seketika, kadangkala dikabulkan pada waktu yang agak lama, kadang kala tidak dikabulkan di dunia dan nanti akan diganti dengan pahala di akhirat.
Setiap kita hendaknya selalu memposisikan diri sebagai hamba Allah yang berdoa, menangis di keheningan malam, memohon ampunan atas segala dosa di masa lalu. Memohon limpahan kemudahan hidup serta diselamatkan kelak dari api neraka.
Manusia yang merasa telah cukup puas dengan apa yang didapatkan didunia sehingga tidak mau berdoa adalah termasuk manusia yang merugi karena kesombongannya di hadapan Allah Swt.
Para nabi dan rasulpun selalu menengadahkan tangan memohon dan berdoa kepada Allah Swt siang dan malam tanpa lelah. Mereka yang telah dijamin kebahagiaan di akhirat kelak masih mau meminta pertolongan Allah. Sedang kita yang belum tahu di mana tempat akhir persinggahan masih melalaikan fasilitas doa yang telah disedia di dunia.
Sebagai suri tauladan kita dapat temukan beberapa kisah para nabi dan rasul yang berdoa untuk mendapatkan hajat dan keinginan mereka. Seperti:
- Nabi Adam As bapak para manusia memohon ampunan karena telah mendzalimi dirinya memakan buah khuldi di surga. Saat diturunkan didunia, setiap hamparan tanah tak terlepas dari tetesan air mata penyesalan beliau. Doa beliau:
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’raf: 23)
- Nabi Ibrahim As bapak para nabi mendoakan tanah suci makkah sebagai tanah yang diberkati oleh Allah, sehingga walau pun terdiri dari tanah yang tandus dan berbatuan, tetapi selalu dilimpahi rahmat dari berbagai buah-buah.
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Albaqoroh: 126)
- Nabi Musa as, nabi yang telah menyelamatkan bani Israil dari kukungan Firaun di mesir, pada saat beliau mendapat kesusahan untuk berdakwah karena cacat pada lidahnya, maka ia berdoa:
"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha: 25-28)
- Nabi Sulaiman As, seorang yang mendapat kenikmatan dunia yang luar biasa, yang memiliki kekuasaan atas jin, manusia, binatang, angin dan air masih mampu mengucapkan doa.
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." (QS. An-Naml: 19)
Masih banyak doa-doa yang diucapkan para nabi dalam al-Quran, yang tentunya bila kita mau mentadaburi nya kita akan menjadi malu. Alangkah sombongnya kita, alangkah angkuhnya kita, alangkah malangnya diri kita yang telah menyia-nyiakan waktu dan umur kita dari perbuatan doa kepada Allah sedang para Nabi pun berdoa.
Berdoalah, agar kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Melengkapi Ta'bir ditas "Telah datang dalam Raghaaib al-Quran milik al-Habiib as-Salmy, dari Sa’id Bin Jubair dari Ibn Abbas ra, ia berkata “Pertama kali diturunkannya BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM pada Nabi Sulaiman Bin Daud As terbukalah dunia dan para Malaikat merendahkan diri, ialah bacaan penduduk langit, kemudian ia diangkat dan diturunkan pada Nabi Muhammad SAW dalam surat an-Naml, maka ia menjadi pembuka yang agung bagi Muhammad SAW, maka saat kalian membacanya perpanjangkanlah karena ia adalah yang mulia, saat kalian menulisnya maka bacalah karena ia adalah penawar setiap penyakit, dan sebuah pembicaraan tidak diawali dengan selainnya, maka ia dijadikan pembuka setiap yang samar, dan tidak tertolak doa yang permulaannya BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM”. [ Lanhah al-Anwaar I/477 ].
Nabi SAW bersabda “Tidak tertolak doa yang awalnya adalah BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM”. [ Lanhah al-Anwaar I/480-484 ].
Untuk menggapai hasil yang kita cita-citakan, setiap orang punya usaha keras. Siang malam mengeluarkan keringat untuk menggapainya. Mau usaha laundrynya sukses, bisnis komputernya lancar, atau berhasil dalam menghadapi ujian berbagai usaha pemasaran, inovasi produk dan belajar keras pun dilakukan. Namun satu hal yang mesti seorang pengusaha atau seorang yang ingin meraih keberhasilan perhatikan adalah bagaimana dirinya jangan sampai melupakan Rabb yang memudahkan segala urusan. Betapa pun usaha yang kita lakukan, itu bisa jadi sia-sia ketika kita melupakan Rabb Ar Rahman yang mengabulkan segala hajat. Dengan banyak memohon pada Al Fattaah, Maha Pemberi Karunia, segala hal bisa jadi lebih mudah. Inilah yang jadi senjata seorang muslim yang mesti ia gunakan untuk meraih suksesnya.
Janji Allah Bagi Orang yang Memanjatkan Do’a
Ayat-ayat qur’aniyah berikut menunjukkan keutamaan seseorang yang memanjatkan do’a. Allah Ta’alaberfirman,
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Beberapa hadits berikut juga menunjukkan bagaimanakah keutamaan seseorang yang tidak bosan-bosannya memohon pada Allah. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Do’a adalah ibadah.”
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.”
Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-do’a kalian.”
Bukti Ampuhnya Do’a
Beberapa kisah berikut membuktikan betapa ampuhnya do’a bagi seorang muslim.
(1) Do’a Ummu Salamah sehingga bisa menikah dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ada sebuah hadits dari Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”,
maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Lihatlah bagaimana do’a Ummu Salamah bisa dikabulkan dengan diberi suami seperti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini menunjukkan ajaibnya do’a.
(2) Kisah Seorang Istri yang Mendoakan Suaminya yang Bejat
Ada seorang suami yang benar-benar jauh dari ketaatan pada Allah Ta’ala, yang gemar melakukan dosa. Ia memiliki istri yang sholehah. Istrinya ini senantiasa memberinya nasehat, wejangan dan berlemah lembut dalam ucapan pada suaminya, namun belum juga nampak bekas kebaikan pada diri sang suami. Si istri ini pun tahu bahwa do’a kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baiknya cara (agar suaminya bisa mendapatkan hidayah).Karena Allah subhanahu wa ta’ala yang memberi petunjuk pada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Si istri ini akhirnya terus menerus berdoa agar Allah memperbaiki keadaan suaminya menjadi baik dan menunjukkan suaminya ke jalan yang lurus (shirothol mustaqim). Ia tidak bosan-bosannya berdoa akan hal ini siang dan malam.
Rekomendasi Bacaan Untuk Kamu: Adab Berdoa Menurut Syaikh Hujjatul Islam (Imam Ghozali)
Akhirnya si istri mendapatkan waktu yang ia nanti-nanti. Suatu hari hidayah pun menghampiri suaminya, nampak pada suaminya tanda kembali taat. Suaminya akhirnya gemar lakukan kebaikan, ia pun bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala. Walillahil hamd, segala puji hanya untuk Allah.[5] Lihatlah bagaimana lagi satu kisah yang menunjukkan keinginan yang terwujud berkat do’a pada Allah.
(3) Kisah Seorang Pria yang Dikaruniai Anak di Usia Senja.
Ada seorang pria menikahi seorang wanita. Ia sudah bersama wanita tersebut beberapa tahun lamanya, namun belum juga dikaruniai anak. Lalu ia menikah lagi dengan wanita lainnya, Allah pun belum menakdirkan baginya untuk memiliki anak. Hal ini membuat ia semakin merindukan memiliki buah hati. Ketika usianya sudah beranjak dewasa, ia menikah lagi dengan wanita ketiga. Padahal umurnya ketika itu adalah 60 tahun. Di setiap malam, ia selalu melakukan shalat tahajud. Di waktu sahr (menjelang Shubuh), ia berdo’a pada Allah, “Ya Allah, karuniakanlah padaku seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.” Dengan karunia Allah subhanahu wa ta’ala, akhirnya istrinya pun hamil. Kemudian datanglah waktu istrinya melahirkan. Ia pun diberikan kabar gembira dengan diberi rizki seorang putera. Ia begitu amat gembira dan banyak bersyukur pada Allah. Beberapa waktu lagi setelah kelahiran tadi, Allah memberinya juga seorang puteri. Fa subhanal kariim. Maha Suci Allah atas karunia-Nya.
Kisah ini menunjukkan bagaimana ampuhnya do’a bagi seorang muslim. Mendapatkan keturunan di usia tua juga sudah dialami oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Namun Nabi Ibrahim mendapatkan anak dengan istri yang sama-sama juga sudah berusia senja. Allah Ta’ala menceritakan,
“Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.” ” (QS. Huud: 71-72)
Itulah karunia Allah, suatu hal yang mustahil bisa saja terjadi dengan izin Allah.
(4) Seorang Pemuda yang Berdo’a agar Dimudahkan Menundukkan Pandangan dari yang Haram
Ada seorang pemuda yang sempat melihat video-video (porno) dan gambar lain yang diharamkan. Ia pun bertekad kuat agar terhindar dari melihat seperti itu. Namun ia tidak mampu. Kemudian ia mampu. Ia pun berdo’a pada Allah Ta’ala agar Allah menjaga pendengaran dan penglihatannya dari yang haram. Akhirnya, Allah memperkenankan do’anya. Dari sini ia pun tidak suka melihat gambar-gambar yang terlarang seperti itu. Sampai-sampai ia pun bisa menghafalkan Al Qur’an karena sikapnya yang menjauhi maksiat.
Kisah ini membuktikan bahwa kita bisa terhindar dari maksiat hanya dengan taufik Allah, jalannya adalah dengan banyak memohon pada Allah. Laa hawla wa laa quwwata illa billah, tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat kecuali dengan pertolongan Ar Rahman. Do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan agar kita bisa menjaga pandangan, pendengaran dan hati kita dari kejelekan dan maksiat adalah do’a,
“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii wa min syarri maniyyii” (Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, hati dan angan-angan yang rusak).
Jika Sobat ingin menambah wawasan Tentang Islam Silahkan Mampir ke sini : Ngajifiqih.com referensi seputar islam
Jika Sobat ingin menambah wawasan Tentang Islam Silahkan Mampir ke sini : Ngajifiqih.com referensi seputar islam
EmoticonEmoticon