Wednesday 19 September 2018

Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah

Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah
Santri

Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah

 

Anda Sedang Membaca Artikel yang berjudul : Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah

 

Link Artikel : Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah

 

Karakteristik Pendidikan Agama


Khazanah pendidikan Islam setidaknya menyebut tiga istilah yang mewakili kata pendidikan, yaitu Ta'lim, tarbiyah dan ta'dib. Istilah ta'lim mengesankan proses pemberian bekal pengetahuan kepada seseorang. Sedangkan Tarbiyah mengacu pada pengertian "Proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan keperibadian dan sikap mental". Sementara istilah Ta'dib mempunyai makna sebagai proses pembentukan moral dan sikap etika dalam kehidupan dalam mengacu pada peningkatan martabat manusia. Istilah yang terakhir ini lebih tepat dengan pengertian "pembelajaran".

Berdasarkan ketiga istilah tersebut jelas bahwa pendidikan mengacu pada sebuah proses pembentukan atau pengarahan yang mencakup pengembangan aspek pengetahuan. Skill, sikap mental atau kepribadian dan moral atau etika. Karena bersentuhan dengan aspek pengembangan sikap, moral, dan kepribadian. Pendidikan Agama Islam sesungguhnya sangat sarat nilai. Sebagaimana sifat pendidikan nilai mempunyai muatan yang bersifat afektif, kognitif dan psikomotorik. Pendidikan agama islam memiliki prinsip-prinsip dasar yang harus disampaikan kepada peserta didik.meliputi dimensi keyakinan (ideologis, tauhid, aqidah) dimensi peribadatan (ritual ibadah) pengalaman (konsekuensi, akhlaq), penghayatan (eksperiencial, ihsan) dan dimensi pengetahuan (intelektual, 'ilm).

DImensi keyakinan disebut juga akidah atau iman kepada Allah (tauhid) menunjukkan kepada seberapa tinggi tingkat keyakinan seorang muslim terhadap kebenaran agamanya. Dalam islam isi dimensi ini menyangkut apa yang populer dinamakan pilar iman (arkaanul Iman). Karena keimanan merupakan aspek asasi, pendidikan agama disemua jenis dan jenjang pendidikan menempatkan iman sebagai salah satu kompetensi dasar yang sangat penting.

Dimensi peribadatan menunjukkan pada tingkat kepatuhan seseorang dalam menjalankan perintah atau amaliah ritual atau ibadah Mahdhah yang terkumpul dalam arkanul islam, yaitu syahadat, sholat, puasa zakat dan ibadah haji bagi sudah mampu, serta upaya peneguhan hubungan bagi upaya manusia dengan tuhan seperti dzikir, do'a, i'tikaf, dan lain-lain. Sebagaimana dimensi keyakinan, dimensi ibadah menjadi salah satu kompetensi dasar yang harus diajarkan guru agama kepada peserta didik. Hanya saja, aspek ibadah ini harus di fahami secara tepat agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjebak pada verbalisme atau penekanan lebih kuat pada formalitas dan rutinitas semata. Ibadah harus difahami sebagai proses sadar untuk pembentukkan kepribadian dan pemupukan kualitas diri. Setiap ritual ibadah mempunyai rahasia (hikmah) yang harus disampaikan secara tepat kepada peserta didik baik melalui pembiasaan atau melalui riyadhah.

Rekomendasi Bacaan Untuk Anda: Apa Status Guru Sebenarnya?

Adapun dimensi pengamalan atau akhlaq merupakan perwujudan seberapa tinggi seorang muslim berprilaku karena di motivasi oleh ajaran agamanya. Akhlaq merupakan cerminan dari iman dan hasil dari peneguhan ibadah. Namun, pengertian akhlaq dalam islam tidak sekedar seperangkat peraturan mengenai sopan santun, cara bersalaman, cara berpakaian dan lain-lain, tetapi keseluruhan kepribadian muslim seperti kemandirian, kejujuran, kedisiplinan, bertanggung jawab, sikap tanpa pamrih, cinta ilmu, krittis, dan bekerja keras. NIlai-nilai seperti inilah yang mestinya menjadi bahan ajar pembelajaran diberbagai jenis dan jenjang pendidikan.

Menilik Prinsip-prinsio dasar diatas maka tujuan utama pendidikan islam bukanlah sekedar mengalihkan pengetahuan dan keterampilan (sebagai isi pendidikan), melainkan lebih merupakan suatu ikhtiar untuk menumbuh kembangkan fitrah insani sehingga peserta didik dapat menjadi penganut atau pemeluk agama yang taat dan baik (muslim paripurna). Seluruh dimensi keimanan, peribadatan, akhlak, penghayatan, dan pengetahuan keagamaan yang diberikan kepada peserta didik di orientasikan pada tujuan tersebut. Karena itu, muatan pendidikan agama haruslah bersifat komprehansif, serba meliputi segala hal yang berkaitan denga ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap atau kepribadian sebagai seorang muslim. Mutu pendidikan agama dan pencapaian prestasi peserta didik tidak begitu saja bisa ditagih lewat tes atau evaluasi hasil belajar yang selanjutnya nagka tinggi diberikan kepada meraka yang dapat menjawab dengan baik. Pendidikan agama lebih mempunyai muatan kualitatif lebih dari sekedar hafalan atau kemampuan kuantitatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis. Mutu dan keberhasilan pendidikan agama mestinya diukur dengan totalitas peserta didik sebagai pribadi muslim. Indikator yang mudah diamati, misalnya kebiasaan beribadah, prilaku terpuji dan keshalihan yang ditampilkan dalam keseharian jauh lebih penting dibandingkan dengan pencapaian nilai 9.

Setidaknya ada tiga landasan yang bisa digunakan untuk mengetahui berfungsi tidaknya pendidikan agama disekolah umum dalam menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang kuat. Pertama, landasan motivasional, yaitu pemupukan sikap positif peserta didik untuk menerima ajaran agamanya dan sekaligus bertanggung jawab atas pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, landasan etik, yaitu tertanamnya nilai-nilai atau norma-norma keagamaan peserta didik sehingga perbuatannya selalu diacu oleh isi, jiwa dan semangat akhlaqul karimah. Ketiga, landasan moral, yaitu terinternalisasinya sistem dalam diri peserta didik yang bersumber dari ajaran agamanya sehingga memiliki ketahanan moral dalam menghadapi setiap perubahan.

Berdasarkan ketiga landasan tersebut, maka pendidikan agama dipesantren, diniyah dan madrasah merupakan upaya untuk menanamkan seperangkat nilai agama yang mencakup lima dimensi;aqidah, ibadah, akhlaq, penghayatan, dan pengetahuan.


Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul : Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah

 

 

Link Artikel : Metodologi Pembelajaran Agama di Pesantren dan Madrasah Diniyyah


Semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda


EmoticonEmoticon