Ahlussunnah
wal Jama’ah adalah satu golongan yang mengikuti
sunnah
Nabi dan para sahabat, terutama para khulafaurrasyidin. Hal itu sesuai dengan
hadits Nabi:
عَلَيْكُم بِسُنَّتِى والسنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
مِنْ بَعْدِي
Artinya: “Hendaklah
kalian berpegang kepada sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin sesudahku.”
Rekomendasi Bacaan Untuk Anda :
Pengertian dan Hukum Telon Telon Tradisi Jawa
Mengenal Lebih Dekat Bulan Ramadhan
Rekomendasi Bacaan Untuk Anda :
Pengertian dan Hukum Telon Telon Tradisi Jawa
Mengenal Lebih Dekat Bulan Ramadhan
Tentu
saja berpegang kepada sunnah Rasulullah dan sunnah para
sahabat
itu juga berpegang kepada Al-Qur’an. Bukankah akhlak Nabi
itu
adalah Al Qur’an?
Yang
disebut khulafaur rasyidin adalah empat khalifah pengganti
Rasulullah,
yaitu
1.
Abu Bakar Shidiq (Khalifah Pertama).
2.
Umar bin Khathab (Khalifah Kedua)
3.
Utsman bin Affan (Khalifah Ketiga)
4.
Ali bin Abi Thalib (Khalifah Keempat).
Jadi
berdasarkan hadits di atas, mengikuti keempat khalifah ini
termasuk
juga mengikuti perintah Rasulullah saw.
KEDUDUKAN
NASH DAN AKAL DALAM BIDANG AKIDAH
Nash
dan akal memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran agama Islam. Nash adalah
petunjuk Allah kepada hamba-Nya dalam memperkenalkan diri-Nya. Dengan
firman-firman Allah di dalam Al Qur’an itulah kita bisa mengenal nama-nama dan
sifat-sifat Allah. Selain nash, akal juga memiliki peranan yang penting dalam mengenal
Allah. Banyak orang dengan adanya perenungan-perenungan yang dalam akhirnya ia mengakui
keberadaan Pencipta alam ini. Orangorang yang tidak mengenal Islam, mereka juga
percaya bahwa alam ini ada yang menciptakan. Mereka juga percaya ada kekuatan
di atas kekuatan manusia. Baik nash dan akal keduanya adalah pemberian Allah
untuk manusia agar manusia tersebut mengenal-Nya.
INTI
AKIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Inti
akidah ahlussunnah adalah sebagaimana akidah Rasulullah dan para sahabat.
Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah bersifat tawasuth, yang artinya pertengahan. Ini
dapat dibuktikan jika kita membandingkan dengan akidah-akidah yang lain. Dalam akidah
Jabbariyah, dinyatakan bahwa manusia itu dengan terpaksa mengikuti ketentuan
Allah tanpa bisa ditawar. Manusia hanya seperti wayang yang hanya menuruti
kehendak dalang. Sebaliknya akidah Qadariyah dinyatakan bahwa manusia memiliki
kebebasan mutlak. Tidak ada campur tangan Tuhan dalam menentukan nasib manusia.
Baik dan buruknya, kaya dan miskinnya, bahagia dan menderitanya, semuanya sudah
tergantung kepada manusia itu sendiri. Golongan Ahlussunnah wal jama’ah berpendapat
bahwa Allah memang memberi takdir bagi manusia. Akan tetapi, manusia memiliki
kekuatan dalam menentukan nasibnya. Ahlussunnah wal jama’ah menempatkan nash
diatas akal, dimana fungsi akal sebagai penguat pembenar bagi nash. Iman
menurut ahlusunnah wal jama’ah adalah ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan dengan anggota badan
EmoticonEmoticon