Sunday, 1 April 2018

KANDUNGAN AJARAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH

Tags


Ahlussunnah wal Jama’ah adalah satu golongan yang mengikuti
sunnah Nabi dan para sahabat, terutama para khulafaurrasyidin. Hal itu sesuai dengan hadits Nabi:
عَلَيْكُم بِسُنَّتِى والسنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ بَعْدِي
Artinya: “Hendaklah kalian berpegang kepada sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin sesudahku.”

Rekomendasi Bacaan Untuk Anda : 
Pengertian dan Hukum Telon Telon Tradisi Jawa

Mengenal Lebih Dekat Bulan Ramadhan

Tentu saja berpegang kepada sunnah Rasulullah dan sunnah para
sahabat itu juga berpegang kepada Al-Qur’an. Bukankah akhlak Nabi
itu adalah Al Qur’an?

Yang disebut khulafaur rasyidin adalah empat khalifah pengganti
Rasulullah, yaitu
1. Abu Bakar Shidiq (Khalifah Pertama).
2. Umar bin Khathab (Khalifah Kedua)
3. Utsman bin Affan (Khalifah Ketiga)
4. Ali bin Abi Thalib (Khalifah Keempat).

Jadi berdasarkan hadits di atas, mengikuti keempat khalifah ini
termasuk juga mengikuti perintah Rasulullah saw.

KEDUDUKAN NASH DAN AKAL DALAM BIDANG AKIDAH

Nash dan akal memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran agama Islam. Nash adalah petunjuk Allah kepada hamba-Nya dalam memperkenalkan diri-Nya. Dengan firman-firman Allah di dalam Al Qur’an itulah kita bisa mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah. Selain nash, akal juga memiliki peranan yang penting dalam mengenal Allah. Banyak orang dengan adanya perenungan-perenungan yang dalam akhirnya ia mengakui keberadaan Pencipta alam ini. Orangorang yang tidak mengenal Islam, mereka juga percaya bahwa alam ini ada yang menciptakan. Mereka juga percaya ada kekuatan di atas kekuatan manusia. Baik nash dan akal keduanya adalah pemberian Allah untuk manusia agar manusia tersebut mengenal-Nya.

INTI AKIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Inti akidah ahlussunnah adalah sebagaimana akidah Rasulullah dan para sahabat. Akidah Ahlussunnah wal Jama’ah bersifat tawasuth, yang artinya pertengahan. Ini dapat dibuktikan jika kita membandingkan dengan akidah-akidah yang lain. Dalam akidah Jabbariyah, dinyatakan bahwa manusia itu dengan terpaksa mengikuti ketentuan Allah tanpa bisa ditawar. Manusia hanya seperti wayang yang hanya menuruti kehendak dalang. Sebaliknya akidah Qadariyah dinyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak. Tidak ada campur tangan Tuhan dalam menentukan nasib manusia. Baik dan buruknya, kaya dan miskinnya, bahagia dan menderitanya, semuanya sudah tergantung kepada manusia itu sendiri. Golongan Ahlussunnah wal jama’ah berpendapat bahwa Allah memang memberi takdir bagi manusia. Akan tetapi, manusia memiliki kekuatan dalam menentukan nasibnya. Ahlussunnah wal jama’ah menempatkan nash diatas akal, dimana fungsi akal sebagai penguat pembenar bagi nash. Iman menurut ahlusunnah wal jama’ah adalah ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan


EmoticonEmoticon