Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(IKA-PMII) menyadari situasi Indonesia kini diwarnai hiruk-pikuk politik,
khususnya terkait akan digelarnya pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Pileg, dan
Pilpres secara serentak pada April 2019 nanti.
Sekjen IKA PMII, Hanif Dhakiri mengatakan, banyak
alumni PMII yang terlibat dan ikut berkompetisi baik dalam pilkada, pileg,
bahkan pilpres. Momentum itu dimaknai sebagai kerangka Konsolidasi Khittah
perjuangan untuk berkontribusi terhadap bangsa dan negara.
"Namun kami tetap lebih mengedepankan penguatan
tatanan internal yang kondusif dan produktif bagi terjaganya stabilitas politik
nasional yang damai, aman, dan bersatu," kata Hanif di Bandung, Senin
(5/5/2018).
Ia menegaskan, organisasi ini bertekad menjadi
penyangga utama dalam memelihara ajaran NU. "Serta pemikiran dan pemahaman
Islam Aswaja al-Nahdliyah yang rahmatan lil-‘alamin, gerakan
sosial-kemasyarakatan, dan politik kenegaraan, khususnya dalam menjaga
Pancasila dan NKRI," imbuh dia.
Dengan begitu, jelas Hanif, atas kesadaran tanggung
jawab tersebut, IKA-PMII dituntut menyiapkan diri sebagai wadah kaderisasi dan
pengembangan sumber daya manusia. Agar mempunyai integritas dan kapasitas
memadai dalam menjalani peran di masyarakat, bangsa, dan negara.
"Karena itu, penting disadari seluruh alumni agar
bahu-membahu dan saling mendukung untuk mengambil bagian dalam mengurus dan
membesarkan NU," tegas Hanif.
Ia menambahkan, pihaknya semaksimal mungkin agar alumni
dapat mengambil peran dan berkontribusi secara strategis dalam kepemimpinan
bangsa dan negara. Mereka dapat berpegang pada konsepsi kepemimpinan yang kuat
dan visioner.
"Secara personal dibutuhkan figur–figur pemimpin
bangsa dari kalangan alumni yang tegas dan berkarakter, kharismatik dan berwibawa,
serta berintegritas moral yang tinggi, yang bisa membawa Indonesia menjadi
bangsa yang bermartabat," kata Hanif.
Namun, menurutnya semua itu tidak akan terwujud jika
tidak tercipta situasi yang kondusif bagi setiap komponen bangsa, baik melalui
jalur negara, ormas dan partai politik, untuk berperan aktif dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dari proses itulah akan lahir kader-kader
pemimpin bangsa yang diharapkan," ujar Hanif.
EmoticonEmoticon