Friday, 9 March 2018

Gambaran Umum NU Lampung

Tags


KEBERADAAN NU PROVINSI LAMPUNG

Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang terdapat dalam lingkup wilayah Provinsi Lampung yang berhaluan Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja), dan merupakan bagian dari organisasi keagamaan (Jami’yah Diniyyah Islamiyyah) Nahdatul Ulama tingkat Nasional. Sebagaimana induknya, organisasi ini ditujukan sebagai wadah mempersatukan diri dan langkah dalam melaksanakan tugas dan memelihara, melestarikan, mengemban dan mengamalkan ajaran Islam ‘ala ‘ahadil madzhabil arba’ah dalam rangka mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Nahdlatul Ulama sebagai organisasi gerakan perbaikan (harakah ishlahiyah), langkahlangkah gerakannya meliputi penguatan umat (taqwiyatul ummah), melindungi dan menjaga umat (himayatul ummah). Prinsip-prinsip yang dicanangkan Nahdatul Ulama telah diterjemahkan dalam perilaku konkrit. NU banyak mengambil kepeloporan dalam sejarah bangsa Indonesia. Hal itu menunjukkan bahwa organisasi ini hidup secara dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman. Tujuan organisai NU adalah menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunah wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan usaha organisasi NU di bidang agama adalah melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan. Di bidang pendidikan, NU melakukan usaha menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas. Di bidang sosial-budaya, NU mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-Islaman dan kemanusiaan. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat. Selain itu, NU juga mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Lembaga dan Badan Otonom yang ada di bawah naungan Nahdlatul Ulama adalah:

a. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
b. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU)
c. Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU)
d. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU)
e. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPNU)
f. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU)
g. Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM NU)
h. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU)
i. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (LESBUMI NU)
j. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU)
k. Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU)
l. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU)
m. Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU)
n. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU)
o. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU)
p. Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU)
q. Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU)
r. Lembaga Penanggulangan Bencana & Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU)
s. Muslimat Nadhlatul Ulama
t. Fatayat Nadhlatul Ulama.
u. Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (GP ANSOR)
v. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
w. Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU).
x. Ikatan Pelajar Putri Nadhlatul Ulama (IPPNU).
y. Jam’iyyah Ahli Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN)
z. Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH)
aa. Ikatan Sarjana Nadhlatul Ulama (ISNU).
bb. Serikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI).
cc. Ikatan Pencak Silat (IPS) Pagar Nusa.
dd. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)
ee. Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama
ff. Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama (ISHARINU)

SITUASI LAMPUNG DEWASA INI
Situasi daerah Lampung yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh dan dipengaruhi oleh organisasi NU Provinsi Lampung pada masa khidmat 2018 - 2023 diantaranya adalah:

1.      Provinsi Lampung saat ini masih menjadi salah satu provinsi miskin di Indonesia. Sebagian besar penduduknya yang berjumlah saat ini sekitar 7.972.246 jiwa hidup dalam keadaan kurang layak, termasuk di dalamnya warga nadhliyin. APBD Provinsi Lampung yang di tahun 2017 lalu mencapai sekitar 6,8 trilyun rupiah, belum mampu mengangkat harkat masyarakat Provinsi Lampung. Ini tentunya harus menjadi perhatian serius berbagai pihak termasuk NU Provinsi Lampung. Upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi umat harus dipikirkan jalan keluarnya.

2.      Provinsi Lampung tahun 2018 ini akan menggelar pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, tepatnya tanggal 27 Juni 2018 nanti termasuk memilih Bupati dan Wakil Bupati di 2 Kabupaten yaitu Tanggamus dan Lampung Utara. Jabatan strategis tersebut tentu diperebutkan oleh kekuatan-kekuatan politik yang ada. NU Lampung sebagai salah satu organisasi dengan jumlah massa paling besar menjadi incaran untuk didekati. Maka hal mendesak adalah agar NU Lampung mampu membangun posisi politiknya dengan baik, sehingga khittahnya sebagai organisasi massa yang tidak berpolitik praktis tetap terjaga, sementara kepentingan politiknya tetap dapat terakomodasi oleh pemerintah yang berkuasa nantinya.

3.      Tekanan terhadap pluralisme yang terjadi secara Nasional di Indonesia mengimbas pula di Provinsi Lampung. Meskipun belum terjadi konflik fisik yang keras, gejalagejala ke arah sana potensinya harus tetap diwaspadai. Hal ini berkaitan dengan makin maraknya mobilisasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Islam radikal, baik di kalangan kampus / mahasiswa maupun elemen masyarakat lainnya. NU Lampung sebagai wakil dari pelopor kekuatan demokrasi yang pro Pancasila dan pluralisme, tetap harus tampil di depan memipin gerakan membumikan Islam Washatiyyah yang kita kenal dengan Islam Nusantara termasuk di Lampung ini. 33 4. 5.

4.      Gaya hidup materialisme dan pola hidup konsumerisme yang pro barat semakin kuat menjangkiti masyarakat di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Lampung ini. Selain menjauhkan umat dari sikap-sikap kesederhanaan dan kedermawanan yang diajarkan Islam, materialisme memunculkan kesenjangan yang semakin nyata antara si kaya dan si miskin. Gencarnya arus informasi melalui tayangan televisi jelas tidak bisa dibendung dengan jalan melakukan pembatasan-pembatasan. NU Lampung dituntut untuk berpikir kreatif untuk meminimalisir dampak kebebasan informasi tersebut.

5.      Budaya matrialisme juga merambah dunia pendidikan kita. Fenomena komersialisme pendidikan mengakibatkan makin banyaknya jumlah anak yang tidak mampu melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi karena semakin tingginya biaya pendidikan disamping makin melemahnya kemampuan orang tua untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Bahkan Perguruan Tinggi Negeri pun telah mencanangkan diri sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) yang berorientasi kapital. Tentu ini harus disikapi dengan cepat bila tidak menginginkan masyarakat Lampung menjadi semakin rendah kualitas SDM-nya dan hanya dapat menjadi penonton di daerahnya sendiri.


MASYARAKAT PENDUKUNG NU LAMPUNG
Masyarakat pendukung NU di Lampung sangat beragam. Di satu pihak ada para kelompok ulama, kaum intelektual, birokrat, politisi, profesional, seniman dan budayawan yang semuanya dapat dikategorikan ke dalam kelompok masyarakat menengah dan elite. Mereka adalah tokoh masyarakat yang sering menjadi panutan masyarakat baik di desa maupun perkotaan. Nasehat dan saran mereka biasanya didengarkan oleh masyarakat secara umum. Kelompok inilah yang banyak memegang tampuk kepemimpinan NU di berbagai tingkatan di Provinsi Lampung ini. Di pihak lain ada petani, buruh, nelayan, pengusaha kecil yang biasanya digolongkan sebagai kelompok masyarakat akar rumput (grass root) dan sebagian besar berada di daerah pedesaan, merupakan basis pendukung terbesar dan dominan NU Lampung. Dua kelompok besar itulah yang secara terpadu harus dijadikan basis untuk membesarkan NU dan menjadi jama’ah yang memperoleh manfaat dari layanan yang diberikan oleh NU. Harapan masyarakat pendukung (Konstituen) Kepada NU Nahdlatul Ulama diharapkan mampu menjaga, mengembangkan dan menebarkan nilai-nilai Islam Aswaja sehingga bisa membawa warna pada budaya kehidupan (Cultural Behavior) masyarakat. NU Lampung juga diharapkan berperan sebagai pemersatu bangsa. Sejarah telah membuktikan keberadaan NU menjadi salah satu soko-guru bagi keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Di masa pra-kemerdekaan Indonesia, organisasi NU telah menjadi salah satu pilar The Founding Fathers. Pada masa pasca kemerdekaan, NU menjadi pelindung bagi pemerintah Indonesia. Di era Orde Lama, NU menjadi pelopor, meskipun kemudian dianggap oportunis. Di era Orde Baru, sewaktu-waktu tampil dengan wajah kritis terhadap pemerintah. Kebijakan NU senantiasa untuk keberlangsungan bangsa. Sampai saat ini di era Reformasi, NU tetap tampil sebagai pemersatu bangsa dalam menjaga NKRI. 34 Pemahaman NU berada pada jalan tengah dari dua ekstrim yaitu ekstrim ‘aqliy (rasionalis) dan ekstrim naqliy (skripturalis). Aswaja diterjemahkan secara operasional sebagai Tawassuth (moderat), Tawazun (seimbang), I’tidal (tegak lurus) dan Tasamuh (toleran), baik dalam kehidupan keagamaan maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

NILAI-NILAI YANG DIJUNJUNG TINGGI OLEH NU
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi adalah keadilan (al-‘adah), kejujuran (al-siddiq), yang mempunyai sisi lain, yakni keterbukaan dan persamaan (al-musawah), kemandirian dan kesahajaan. Di samping itu nilai keilmuan, kebangsaan, kemanusiaan, demokratis dan amanat itu juga diharapkan menjadi dasar tatanan kaidah sosial yang menopang perilaku sosial, yakni kesemestaan, keteraturan, keselarasan dan ketentraman. Kebijakan dan program NU pada dasarnya adalah mengejewantahkan dari nilai-nilai tersebut, yang bersumber pada ajaran Ahlussunah wal Jama’ah. Nilai-nilai tersebut akan menjadi pedoman ajaran landasan bagi segala upaya untuk membangun jami’yyah dan jama’ah NU.

CIRI KHAS NU LAMPUNG (PERBEDAAN DENGAN ORGANISASI LAIN)
Seperti halnya organisasi NU dalam tingkatan makro (nasional), NU Lampung memiliki ciri/kekhasan tersendiri terutama pada paham dan tradisi keagamaan yang spesifik yakni Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, yang sering juga disebut sebagai kelompok tradisionalisme di kalangan Islam. Dalam tradisi NU, termasuk juga NU Lampung, penguasaan terhadap wacana keagamaan dan pengetahuan keagamaan Ahlussunnah wal Jama’ah dengan segenap tradisinya merupakan barometer bagi kesalehan dan kewibawaan seseorang. Tradisi keagamaan itu merupakan tanggung jawab (fardu’ain) bagi seluruh nahdliyyin, dan diturunkan dari generasi ke generasi sehingga menjadi sebuah cara hidup (tradisi). Bagi warga nahdiyyin ulama’ merupakan maqam tertinggi karena diyakini sebagai waratsatul anbiya’, ulama tidak saja menjadi anutan masyarakat dalam hal keagamaan tetapi juga diikuti tindak tanduk keduniaannya. Untuk sampai ke tingkat itu selain menguasai kitab-kitab salaf al-Qur’an dan Hadist harus ada pengakuan dari mayarakat luas. Ulama dengan kedudukan semacam itu dipandang bisa mendatangkan barokah. Kedudukan yang begitu tingginya ditandai dengan kepatuhan dan penghormatan (tawaddu’) anggota masyarakat terhadap NU. Persaudaraan (ukhuwah) di kalangan nahdliyyin sangat menonjol. Catatan sejarah menyatakan bahwa dengan nilai persaudaraan itu (ukhuwah) NU ikut secara aktif membangun visi kebangsaan Indonesia yang berkarakter ke-Indonesia-an. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan NU bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bentuk final dari perjuangan kebangsaan Indonesia, NKRI adalah harga mati. Komitmen yang selalu dikembangkan adalah komitmen kebangsaan religius dan berbasis Islam yang inklusif. Ciri menonjol lainnya, bahwa komunikasi di dalam NU lebih bersifat informal dan personal. Implikasi dari ciri yang demikian ini sering menimbulkan dampak negatif berupa performance fisik yang terlihat santai, komunikasi organisasional kurang efektif, ditambah dengan kecenderungan lain berupa kebijakan-kebijakan organisasi (jam’iyyah) seringkali mengikat jama’ah, karena jama’ah seringkali lebih taat kepada kiyai panutannya daripada ketaatan kepada organisasinya.

Sumber: Buku Panduan Konferwil NU Lampung


EmoticonEmoticon